JAKARTA, BN BABEL
PT TIMAH Tbk (“Perseroan”; IDX: TINS) hari ini, Selasa (31/10/2023) mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk periode yang berakhir 30 September 2023.
Selama 9M 2023, harga logam timah di pasar dunia terus tertekan akibat penguatan mata uang AS dan lambatnya pemulihan perekonomian China serta lemahnya permintaan timah di sebabkan tingginya persediaan LME.
Dampak dari kondisi tersebut mengakibatkan penurunan ekspor timah Indonesia, khususnya ekspor timah TINS ke beberapa negara.
“Di tengah perlambatan ekonomi serta lemahnya permintaan logam timah global, Perseroan konsisten menjalankan efisiensi di segala lini bisnis. Manajemen optimis target efisiensi akan tercapai dan memberikan kontribusi terhadap kinerja Perseroan,” ungkap Fina Eliani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT TIMAH Tbk.
Kinerja Operasi
* Produksi bijih timah mencapai 11.201 ton (77% dari periode yang sama tahun sebelumnya, 14.502 ton).
* Produksi logam timah mencapai 11.540 metrik ton (82% dari periode yang sama tahun sebelumnya, 14.130 metrik ton).
* Penjualan logam timah mencapai 11.100 metrik ton (72% dari periode yang sama tahun sebelumnya, 15.325 metrik ton).
* Harga jual rerata logam timah adalah USD27.017 per metrik ton (turun 23% di bandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, USD35.026 per metrik ton).
Hingga kuartal III 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92% dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 16%; Korea Selatan 13%; Belanda 11%; India 9%; Taiwan 9% dan Amerika Serikat 8%.
Kinerja Keuangan Perseroan
* Pendapatan mencapai Rp6,4 triliun.
* EBITDA sebesar Rp708,1 miliar.
* Rugi tahun berjalan sebesar Rp87,4 miliar hingga kuartal III-2023.
* Nilai aset Perseroan mencapai Rp12,7 triliun.
* Nilai liabilitas mencapai Rp6,1 triliun.
* Pinjaman bank dan utang obligasi mencapai Rp2,9 triliun (naik dari Rp2,8 triliun).
* Nilai ekuitas mencapai Rp6,6 triliun (turun 5,7% di bandingkan posisi akhir tahun 2022, Rp7,0 triliun).
Indikator keuangan Perseroan tetap positif, termasuk Quick Ratio 25%, Current Ratio 153%, Debt to Asset Ratio 23%, dan Debt to Equity Ratio 44%.
Kondisi Saat Ini dan Prospek ke Depan
Hingga kuartal III-2023, TINS telah meningkatkan kapasitas produksi dan melakukan peningkatan recovery.
Perseroan juga gencar melakukan pengamanan aset dan penegakan aturan untuk mereduksi illegal mining di wilayah konsesi pertambangan.
TINS tetap berkomitmen pada langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja operasional dan produksi, seiring dukungan pemerintah dalam perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah Indonesia.(*)