Pertamina Mulai Produksi Bioavtur dari Minyak Jelantah, Siap Dukung Penerbangan Ramah Lingkungan

News100 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding Refining and Petrochemical Pertamina, akan memulai uji coba produksi bioavtur berbahan baku minyak jelantah (used cooking oil) pada kuartal II 2025.

Uji coba ini akan berlangsung di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, dengan target produksi awal sebesar 9.000 barel per hari. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Pertamina dalam mengembangkan bahan bakar berkelanjutan untuk sektor penerbangan.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, bahwa produksi bioavtur ini dapat menjadi solusi bagi maskapai penerbangan dalam memenuhi standar energi bersih.

“Kilang Cilacap bisa memproses used cooking oil 9.000 barrel per hari,” ujar Taufik dalam keterangannya dikutip Kamis (20/3/2025).

Produksi bioavtur ini akan menggunakan metode coprocessing dengan mencampurkan minyak jelantah sebanyak 3% dalam setiap produksi harian. Dengan skema ini, untuk menghasilkan 9.000 barel avtur, dibutuhkan sekitar 270 barel minyak jelantah.

Baca juga  Gubernur Babel : Jangan bongkar-bongkar terus

“KPI telah menyiapkan kerja sama dengan berbagai kolektor minyak jelantah guna memastikan ketersediaan bahan baku,” ujar Taufik. 

Selain itu, KPI juga menjalin sinergi dengan Pertamina Patra Niaga untuk memperoleh pasokan minyak jelantah.

Langkah ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk bersaing di industri bahan bakar penerbangan berkelanjutan, sejalan dengan regulasi di berbagai negara seperti Singapura dan Malaysia yang telah mewajibkan penggunaan bahan bakar berkelanjutan minimal 1% dalam operasional maskapai mereka. Dengan adanya produksi bioavtur ini, maskapai yang transit di Indonesia dapat mengisi ulang bahan bakar sesuai dengan regulasi internasional.

Sebelum digunakan secara luas, bioavtur berbahan minyak jelantah ini akan menjalani serangkaian uji coba, termasuk uji statis dan uji terbang, untuk memastikan kualitas dan performanya. Pelita Air akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan bioavtur ini dalam tahap awal pengujian. Sebelumnya, uji coba serupa telah dilakukan dengan campuran 2,4% menggunakan refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO).

Baca juga  Sekretariat Kabinet Republik Indonesia | Presiden Prabowo Dorong Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus dan Percepatan Proyek Strategis Nasional Presiden Prabowo Dorong Investasi di Kawasan Ekonomi Khusus dan Percepatan Proyek Strategis Nasional

Kilang Cilacap akan menjadi pionir dalam produksi bioavtur berbahan minyak jelantah. Jika ekosistem bisnis ini terbukti berjalan secara berkelanjutan, maka Kilang Plaju dan Kilang Dumai juga dapat menjadi lokasi produksi selanjutnya. Dengan ekspansi ini, kapasitas produksi bioavtur bisa meningkat, mendukung transisi energi bersih di sektor aviasi nasional.

Menariknya, proyek ini tidak memerlukan investasi besar karena mengandalkan teknologi coprocessing yang sudah ada di kilang.

“Skema kemitraan strategis dengan kolektor minyak jelantah dan pelaku pasar sedang dijajaki untuk mendukung kelangsungan proyek ini,” jelas Taufik.

Produksi bioavtur ini sejalan dengan target pemerintah dalam mempercepat transisi energi hijau di sektor transportasi udara. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri aviasi nasional di tingkat global.

Dengan uji coba produksi yang dimulai pada Kuartal II 2025, KPI optimistis bioavtur dari minyak jelantah akan menjadi alternatif bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan. Langkah ini juga menegaskan komitmen Pertamina dalam mendukung keberlanjutan energi dan inovasi industri penerbangan di Indonesia.

Baca juga  Peringati HUT Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia, Senanatha Harap SEMMI Kembalikan Cita-cita Founding Father Bangsa