Jakarta, BNBABEL.COM — Presiden Joko Widodo dalam keterangannya, Minggu (28/03), mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di depan pintu masuk Gereja Katedral Makassar pada pagi hari ini.
“Saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut dan Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya,” ucapnya dalam sebuah video konferensi pers yang dirilis di laman Facebook ‘Presiden Joko Widodo’.
Jokowi menjelaskan kalau terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusian sehingga tidak ada kaitannya atau afiliasi dengan agama apapun, karena semua ajaran agama ia katakan menolak tindakan terorisme dengan alasan apapun.
Ia pun telah menghimbau aparat kepolisian untuk segara mengusut tuntas insiden bom bunuh diri yang mengakibatkan 14 korban yang diketahui merupakan jemaah gereja tersebut, serta meminta masyarakat agar tetap tenang.
“Seluruh aparat negara tak akan membiarkan tindakan terorisme semacam ini, dan saya meminta masyarakat agar tetap tenang menjalankan ibadah karena negara menjamin umat beragama untuk beribadah tanpa rasa takut,” tegasnya.
Jokowi pun mengajak masyarakat agar bersama-sama memerangi terorisme dan radikalisme yang ia anggap bertentangan dengan norma agama dan keluhuran bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan kebhinekaan.
Tak lupa ia juga berpesan untuk mendoakan kesembuhan bagi para korban, dan mengatakan kalau negara akan menanggung segala biaya pengobatan dan perawatannya.
“Untuk para korban yang luka-luka kita mendoakan agar segera diberikan kesembuhan dan negara menjamin semua biaya pengobatan dan perawatan para korban,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa telah terjadi insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan keterangan dari Mabes Polri, bom meledak tepat di depan pintu masuk gereja, sekitar pukul 10.00 WITA.
Mengutip Kompas online, dijelaskan oleh Wilhelmus Tulak selaku pastor Gereja Katedral Makassar, kalau ledakan terjadi persis setelah ibadah misa kedua, yaitu saat jemaah misa kedua telah pulang dan jemaah lain baru masuk ke dalam gereja, kemudian pelaku yang datang dengan mengendarai sepeda motor hendak masuk ke dalam perkarangan gereja, namun terlebih dahulu dicegat oleh petugas keamanan setempat.
“Umat yang ikut ibadah kedua sudah pada pulang. Kebetulan gereja punya beberapa pintu masuk dan pintu keluar. Jadi tidak konsentrasi di satu pintu. Tapi sudah diamati petugas keamanan kami dan dia menahan di pintu itu gerbang dan di situlah terjadi ledakan,” kata Wilhelmus memberi kesaksian.
Jurnalis: JAM