PANGKAL PINANG, BNBABEL.COM — Front Jaga Babel (FJB) melalui Sekretaris Jenderal FJB Dedi Hidayat angkat suara perihal dugaan bentrokan antara FJB dengan ormas Pemuda Pancasila (PP) di area parkir Ramayana, Kota Pangkal Pinang, Kamis (6/4) sore kemarin.
Dedi membantah jika pihak FJB telah melakukan pengeroyokan terhadap JD yang mengaku sebagai anggota PP bersama rekannya di area parkir Ramayana.
Menurut keterangan dari Dedi, JD yang diketahui bekerja sebagai salah satu debt collector dari perusahaan Adi Pati yang beralamat di Jalan Gabek, Kota Pangkal Pinang, bersama rekannya hendak menarik paksa sebuah motor di dalam area parkir Ramayana yang dikelola oleh Abie Acik sebagai Ketua FJB.
Saat itu, terlihat seorang pengunjung perempuan sedang cekcok mulut dengan JD di area parkir Ramayana tersebut.
Kemudian, perempuan itu mendatangi Abie Acik bermaksud meminta tolong agar motornya tidak ditarik paksa.
Abi Acik pun lantas menghampiri JD bersama rekannya secara baik-baik, lalu menasihati dan melarang JD agar tidak menarik paksa motor yang sedang terparkir, karena motor yang masih terparkir, dan dalam keadaan terkunci, kata Abie Acik, masih dalam tanggung jawabnya.
Akhirnya, usaha JD bersama rekannya untuk menarik paksa motor tersebut malah gagal, dan berlalu meninggalkan area parkir Ramayana.
Namun, tidak beberapa lama kemudian, JD datang kembali dengan membawa 4 rekannya yang lain ke area parkir Ramayana dengan maksud menantang Abie Acik.
Tantangan JD itu pun ternyata dilayani oleh Abie Acik seorang diri. Namun sayangnya, JD dan 4 rekannya malah kalah dalam perkelahian sengit tersebut.
“Saat bentrok fisik antara 2 orang debt collector dari perusahaan Adi Perkasa tidak ada anggota FJB di Ramayana. Abi Acik seorang diri, justru kak Cik (Abie Acik-red) itu korban pengeroyokan dari oknum anggota dari Ormas PP (Pemuda Pancasila-Red),” ungkap Dedi secara gamblang, pada Kamis (6/4) malam.
Merasa tak puas, JD bersama rekannya kembali lagi ke area parkir Ramayana dengan membawa senjata tajam untuk menyerang Abie Acik.
Untuk menghindari korban jiwa dari pengunjung yang sedang berbelanja di Ramayana, Abie Acik akhirnya memilih mundur dan meninggalkan lokasi.
Sedangkan JD dan rekannya, malah sempat mengayun-ayunkan senjata tajam kepada siapa saja yang berusaha melerai aksi mereka saat itu.
Kekesalan JD bersama rekannya yang tidak tersampaikan itu pun malah berujung pada aksi pengerusakan satu unit mobil Nisan X-trail milik Abie Acik yang sedang terparkir di Ramayana.
“Jadi tidak ada kami melakukan pengeroyokan terhadap anggota PP. Itu salah, berita sesat, dan kami minta kepada pihak kepolisian mengambil tindakan tegas terhadap oknum warga yang telah melakukan penyerangan dan membawa senjata tajam, dan debt collector yang mengaku sebagai oknum anggota ormas PP agar ditindak secara tegas sebagai biang keributan di Kota Pangkal Pinang ini,” tegas Dedi.
Penyerangan terhadap Abie Acik sebagai Ketua FJB, ditegaskan kembali oleh Dedi, bukan lah bentrok antar-ormas, yakni antara FJB dengan PP, tapi hanya ulah oknum debt collector yang membawa-bawa nama PP untuk melegalkan usahanya lewat cara-cara yang intimidatif dan berbau kekerasan.
“Kepada sahabat pimpinan media mohon kiranya dengan situasi seperti ini jangan lah kita terkesan menjadi provokator yang dimanfaatkan orang lain untuk membuat Babel tidak kondusif. Katanya kita cinta Pancasila dan NKRI,” pungkas Dedi. (Julian/Rd)