BANGKA, BNBABEL.COM – Kepala Staf Presiden RI, Dr. H. Moeldoko hadir dalam kegiatan pencanangan penanaman 1 juta pohon sagu secara serentak di Kampung Reklamasi Air Jangkang, Riding Panjang, Merawang, Selasa (8/8/2023).
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh PT. Bangka Asindo Agri (PT. BAA) bersama stakeholder lainnya sehubungan dengan pelaksanaan Bangka Sago Tour Declaration as Sustainable Food and Wet Land Reforestation Supporting Indonesia Net Zero 2060 (Deklarasi perjalanan sagu sebagai bahan pangan yang berkelanjutan serta penghijauan kembali lahan berair untuk mendukung program Indonesia menuju netralitas emisi karbon di tahun 2060).
Hadir dalam kegiatan Pj Gubernur Babel Suganda Pandapotan Pasaribu, Dirut PT. Timah, Ahmad Dani Virzal beserta jajaran, Ketua Yayasan Sekak Green Nature, Rudiyansah, Direktur PT. Bangka Asindo Agri, Manager Inhutani V Bangka dan tamu undangan lainnya.
PJ Gubernur Babel Suganda Pandapotan Pasaribu katakan bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki lahan kategori kritis dan sangat kritis ada sekitar 176.104 hektar.
“Jadi kami hari ini sangat senang bagaimana kami mereklamasikan lahan yang akan nanti kami gunakan, yang tadi sudah secara simbolis dilakukan penanaman sagu di Bangka Belitung. Mudah-mudahan ini menjadi awal dan bisa di semua wilayah Propinsi Bangka Belitung,” jelasnya.
Sementara itu Moeldoko mengatakan saat ini di dunia banyak yang menghadapi kesulitan dalam pengadaan makanan, dan krisis energi. Akan tetapi menurutnya, warga Indonesia patut bersyukur tidak mengalami hal tersebut meskipun berada di pedalaman.
Dan yang ketiga dirinya sebutkan dunia sedang mengalami krisis finansial, hal itu terlihat dengan adanya inflasi di mana-mana. Dan pertumbuhan di dunia hanya berada di angka 2.6 persen.
“Ditengah situasi global saat ini kita juga sedang menghadapi situasi alam panas yang sangat tinggi. Sebentar lagi kita menghadapi fenomena el Nino yang menyebabkan kekeringan dan berdampak pada gagal panen,” ujarnya.
“Saya melihat potensi sagu di beberapa daerah sangat banyak termasuk di Bangka Belitung ini. Tapi anehnya meskipun memiliki pertumbuhan sagu 90 persen di dunia, kita menjadi eksportir ke 4 di dunia. Jadi apa yang belum tergarap dengan baik,” tambahnya.
Dirinya melihat di Bangka Belitung ini mengalami kerusakan alam yang luar biasa, dan ini bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan budidaya sagu. Pasalnya tanaman sagu ini tumbuhan yang bandel bisa tumbuh di mana saja dan di musim apa saja.
“Kepentingan saya hadir disini, mari bersama-sama menyelesaikan permasalahan ini. Ada 3 hal yang menyebabkan harga pangan itu naik, yang pertama gagal panen, harga energi naik dan kebijakan domestik sebuah negara,” imbuhnya.
“Saya menyakini sagu ini menjadi alternatif yang sangat baik untuk dikembangkan sebagai alternatif komoditi pangan. Sagu ini adalah pangan berkelanjutan sekaligus menuju nol emosi,” pungkas Moeldoko. (Ibnu/Rd)