BANGKA BELITUNG, BNBABEL.COM — Gubernur Kepulauan Bangka-Belitung Erzaldi Roesman Johan mengadakan kunjungan acara peresmian dua lembaga yayasan rehabilitasi mental yang bertempat di Pondok Moeliya, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, pada Rabu (26/05).
Dua lembaga itu ialah Yayasan Rehabilitasi Mental Moeliya yang melayani rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas mental, serta Yayasan Pendaki Sehati Bangka-Belitung yang berfokus pada rehabilitasi penyintas napza.
Dikutip dari kupasonline[dot]com, Erzaldi menyambut positif dan sangat mendukung kehadiran dua lembaga yayasan tersebut, mengingat di Bangka-Belitung sendiri ia katakan belum ada Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Rehabilitasi Mental semacam itu.
“Nanti saya akan mengundang Pak Magrizan dan Direktur Program Yayasan Rehabilitasi Mental Moeliya datang ke rumah dinas saya pada hari Jumat pagi. Nanti akan didampingi oleh pak Bahrun sebagai Direktur RSJ Babel, karena beliau punya banyak pengalaman dan nanti bisa berkolaborasi bersama dan secepatnya akan kita susun rencana ke depannya. Karena rencananya akan ada beberapa kegiatan yang akan kita lakukan bersama dengan lembaga ini,” ungkap gubernur yang akrab disapa bang Er.
Sementara itu Magrizan selaku penasehat yayasan dalam acara turut mengisahkan awal mula dirinya tertarik mendirikan yayasan untuk membina dan mendampingi penyandang disabilitas mental dan korban penyintas napza yang ada di seputaran Kota Sungailiat tersebut.
Anggota DPRD Kabupaten Bangka yang juga dikenal sebagai apoteker muda itu menceritakan pada dasarnya dia sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang rehabilitasi mental.
Namun setelah ia bertemu dengan Angga yang kini menjabat ketua yayasan di suatu jamuan makan malam, Angga berhasil meyakinkan dirinya untuk mendirikan yayasan rehabilitasi mental yang kini bertempat di Pondok Moeliya itu.
“Angga punya banyak pengalaman sebagai konsuler di beberapa yayasan rehabilitasi mental dan napza di Jabodetabek. Tanpa menunggu waktu yang lama saya katakan ia bersedia. Karena di sini fasilitasnya sudah ada [maka] kami tidak memulai dari nol. Sarana dan prasarana sudah ada. Tinggal bagaimana kita memulai untuk mengelola manajemennya,” ungkap politisi muda asal Partai Hanura tersebut.
Dikatakan juga oleh Magrizan, selain Erzaldi, Ketua DPRD Provinsi Bangka-Belitung, Herman Suhadi, yang hadir dalam kegiatan juga sangat mendukung sekali adanya program rehabilitasi yang selama tiga bulan terakhir ini diketahui telah berhasil memulihkan 46 pasien penyintas napza asal Bangka-Belitung, dan 1 pasien pecandu lem asal Bekasi, Jawa Barat.
Angga Saputra selaku ketua yayasan saat diwawancari secara terpisah turut pula mengungkapkan rasa bahagianya dapat terjun membantu para penyandang disabilitasi mental dan korban penyintas napza yang ia katakan sangat membutuhkan pembinaan dan pendampingan dari pihak lain yang sudah berpengalaman.
Ia optimistis kalau ke depannya program-program yayasan dapat terlaksanakan lebih maksimal dan optimal membantu masyarakat Bangka-Belitung, terkhususkan untuk penyandang disabilitas mental dan penyintas napza yang ingin sembuh dari candu barang haram narkoba.
“Dinas Sosial sangat mendukung apa yang dilaksanakan oleh yayasan. Apalagi jajaran di yayasan memiliki hubugan yang baik dengan pihak kementerian sosial. Hal ini dibuktikan dalam rapat hari Jumat besok. Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) Phala Marta Bapak Cup Santo bersedia hadir untuk mendukung program Babel inklusi penyandang disabilitas,” tutur Angga.
Berdasarkan pemantauan, acara Rabu pagi tersebut dihadiri oleh tamu undangan dari lintas lembaga, yaitu Gubernur Kepulauan Bangka-Belitung, Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bangka-Belitung, Direktur RSJ Provinsi Bangka-Belitung, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bangka, Staf Ahli Bupati Kabupaten Bangka, Direktur Rumah Sakit Depati Bahrin Sungailiat, serta tokoh agama dan masyarakat lainnya.
Jurnalis: JAM