BANGKA, BNBABEL.COM — Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada 2 tahun kedepan yaitu tahun 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh indikator dampak yaitu: meningkatkan umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.
Pada indikator pembangunan kesehatan 2015-2019 yang lalu, ada empat indikator yang disebutkan dimana indikator pertama adalah meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dimana poin-poinnya mengedepankan status kesehatan ibu dan anak.
Salah satu metode yang digalakkan pemerintah untuk mengurangi angka kematian bayi adalah memberikan asi eksklusif.
Sejak tahun 2012 telah diterbitkan peraturan pemerintah atau PP Nomor 33 tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.
Dalam PP tersebut diatur tugas dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan program ASI.
Pasal 6 pada PP tersebut berbunyi setiap ibu yang melahirkan harus memberikan Asi Eksklusif kepada bayi yang dilahirkan.
Pemerintah mengamanatkan bahwa pentingnya Asi Eksklusif dan berharap ke depannya angka ibu melahirkan yang melakukan Asi Eksklusif 100%.
Tindakan awal untuk melakukan keberhasilan ASI Eksklusif ialah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir, karena pada dasarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri.
Asalkan dibiarkan terjadinya kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir.
Cara bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini ini dinamakan “The Breast Crawl” (merangkak mencari payudara dan menyusu sendiri). Dengan cara tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan didada atau diperut ibu dengan kontak kulit bayi dengan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama, jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
Banyak manfaat/keuntungan IMD bagi Ibu dan bayi, seperti meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayinya. Merangsang produksi hormon oksitosin dan prolaktin, merangsang kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan berkurang, merangsang pengeluaran kolostrum, meningkatkan produksi ASI, ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya sehingga mengurangi stress ibu setelah melahirkan dan dapat menunda ovulasi.
Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusui, memperbesar peluan ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi.
Manfaat lainnya, ialah mempertahankan suhu bayi tetap hangat. Menenangkan ibu dan bayi serta regulasi pernapasan dan detak jantung. Menjaga kolonisasi bakteri/kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi.
Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi. Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif.
Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir, serta banyak manfaat lainnya bila melakukan IMD.
Keberhasilan IMD harus didukung oleh tenaga kesehatan yang menolong persalinan.
Pelayanan yang diberikan pada ibu tersebut dapat mensukseskan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. Banyak dari calon ibu yang mengerti dan memahami akan pentingnya IMD tetapi kadang permintaan untuk IMD tidak berjalan dengan baik.
Sering kali banyak keluhan yang dikomplain ibu atau keluarga ibu bahwa tenaga Kesehatan tidak cukup mendukung dalam pelaksanaan IMD.
Berbagai alasan diutarakan seperti ibu harus segera istirahat setelah berjuang menghadapi persalinan, dengan dalih untuk mencegah hipotermi bayi langsung dipakaikan baju dan diletakkan di tempat tidur bayi, atau pelaksanaan IMD hanya dilakukan kurang dari 1 jam, padahal memberikan kesempatan pada bayi baru lahir untuk mencari payudara dan sumber kehidupannya sesaat setelah dilahirkan minimal 1 jam.
Sebagian besar tenaga kesehatan memiliki pengetahuan yang cukup terkait manfaat pelaksanaan IMD yang sangat penting bagi ibu dan bayinya. Pengetahuan tenaga kesehatan tidak hanya sebatas mereka mengetahui manfaat IMD, tapi tenaga kesehatan perlu memahami regulasi yang telah mengatur program IMD untuk terus dilaksanakan.
Adanya peraturan terkait IMD dikatakan harus disosialisasikan lebih giat kepada masyarakat, baik manfaat IMD maupun teknik pelaksanaannya, sehingga masyarakat juga dapat menerima hak mereka untuk dibantu oleh tenaga kesehatan dalam melaksanakan IMD setelah melahirkan.
Selain itu kegiatan pelatihan dan pendidikan juga sangat diperlukan untuk membentuk sikap positif terhadap pelaksanaan IMD itu sendiri.
Rasa tanggung jawab harus dipupuk sehingga memiliki kepekaan yang tinggi terhadap pelaksanaan IMD.
Pelaksanaan IMD bukan milik seorang tenaga Kesehatan seperti bidan saja yang biasa menjadi garda terdepan sebagai penolong persalinan tetapi semua tenaga Kesehatan yang ikut membantu ibu dalam proses persalinan.
Saling mengingatkan serta menghilangkan ego dari masing-masing individu penolong persalinan, agar IMD berjalan dengan baik sehingga hak ibu dan bayi terpenuhi.
Pelaksanaan IMD kunci awal dari keberhasilan Asi Eksklusif yang mana dalam merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap bayi serta mendapatkan kolostrum pertama kali. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir dan meningkatkan lamanya bayi disusui.
Oleh karena itu, inisiasi menyusui dini akan lebih bermanfaat untuk keberlanjutan pemberian ASI dibandingkan tidak IMD.
Jadi ASI eksklusif yang diberikan diawali dengan IMD secara tidak langsung turut mempengaruhi kecerdasan bayi. Dilanjutkan usia 6 bulan yang merupakan golden period pertumbuhan neuron kecerdasan yang hanya akan tercapai dengan pemberian ASI.
Sehingga bisa dikatakan keberhasilan IMD tersebut akan menjadi peran penting kedepan sebagai investasi masa depan penerus bangsa.
Oleh: Abti Rahmania, Am. Keb (Bidan Puskesmas Bakam)