BANGKA, BN BABEL.
PROVINSI Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berada di bawah sorotan karena besarnya lahan kritis yang mencapai 167.104 hektar. Pemerintah daerah, melalui Dinas Kehutanan, menetapkan rencana aksi untuk merevitalisasi kawasan ini.
Fery Aprianto, Kepala Dinas Kehutanan Babel, menyatakan pada acara penanaman pohon di Kawasan hutan Lindung Parit 40 Matras.
Provinsi ini memerlukan perhatian serius dengan intervensi lahan seluas 35 hektar pada tahun 2023.
Hal ini untuk memenuhi indeks perbaikan lingkungan hidup yang d itetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Fery menyebutkan bahwa penurunan indeks kualitas lahan dari 39.28 hektar pada tahun 2022 menjadi 40.55 hektar. Pada tahun 2023 adalah indikator yang mengkhawatirkan.
“Ini menunjukkan pentingnya intervensi untuk memperbaiki kondisi kawasan hutan dan lingkungan,” ucap Fery.
Menurut Fery, karakteristik daerah sebagai pusat tambang yang tidak berkelanjutan telah menyebabkan terbentuknya lahan kritis.
Upaya penanaman pohon d inilai sebagai langkah efektif untuk menjaga keberlanjutan alam.
“Kami sangat mengapresiasi gerakan sinergis penanaman sepuluh juta pohon yang d iprakarsai oleh Polda. Ini menjadi pemicu bagi masyarakat untuk bersama-sama dalam gerakan Babel menanam,” ungkap Fery.
Program penanaman sepuluh juta pohon ini d iharapkan tidak hanya menjadi kegiatan seremonial. Lebih dari itu juga memicu aksi nyata dari berbagai pihak untuk terlibat aktif dalam restorasi lingkungan.
Terlibatnya masyarakat dan pemerintah dalam aksi penanaman pohon. D iharapkan akan terjadi peningkatan kualitas lahan dan lingkungan hidup yang berkelanjutan di Babel. Ini adalah langkah yang krusial bagi provinsi yang ekosistemnya telah mengalami tekanan berat akibat aktivitas tambang.
Upaya restorasi lahan kritis di Babel ini merupakan bagian dari komitmen lebih luas untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau.(*)